Kita
sering mendengar istilah petani gurem. Awalnya, saya mengira bahwa petani gurem
itu adalah petani yang sudah mapan dan sukses karena kebanyakan petani kita itu
terkurung dalam istilah ini. Dan ternyata petani gurem itu adalah petani yang
hanya mempunyai lahan kurang dari 0,5 Ha. Sudah lahannya nggak cukup sehektar,
eh masih dibawah setengah hektar lahan petani kita. Bahkan banyak petani yang
nggak mempunyai lahan, mereka hanya bekerja sebagai penggarap, penyewa,
penyakap ataupun menjadi buruh tani yang upahnya masih nggak bisa diharapkan
sepenuhnya. Ya jelaslah nggak bisa diharapin upahnya, yang bayar kan petani
juga. Jadinya serba pas-pasan dong.
Kenyataannya
memang demikian kehidupan petani kebanyakan di negara ini. Apa yang menjadi
masalah sehingga kehidupan petani kita menjadi seperti ini? pertanyaan ini
seringkali didengungkan di bangku kuliah. Kalau menurut pengamatan seseorang, hal
ini diakibatkan oleh banyak hal, mulai dari masalah internal atau petani
sendiri, masalah kebijakan pemerintah, dan tengkulak menjadi permasalahan
terbesar yang harus dihadapi petani. Mengapa tengkulak? karena tengkulak lah
yang memiliki peranan paling penting dalam rantai pemasaran hasil pertanian.
Tengkulak sering mempermainkan harga beli hasil petani. Misalnya, petani sudah
panen dan berhasil mendapatkan produksi gabah sekian karung. Kemudian petani
pergi ke pabrik penggilingan yang pembayarannya dilakukan dengan sistem tukar
atau tidak dibayar dengan uang melainkan dibayar dengan beras hasil gilingan
dari gabah petani. Hal ini pasti, karena biasanya petani nggak punya uang untuk
bayar pabrik penggilingan tersebut, otomatis bayarnya pakai beras.
Nah,
setelah digiling dan menjadi beras siap konsumsi datanglah tengkulak menawarkan
harga beli kepada petani. Tengkulak itukan pedagang, dan tidak akan ada
pedagang yang mau rugi. Oleh karena itu, tengkulak membeli beras petani dengan
harga dibawah harga pasar. Katanya tengkulak sih, buat ganti ongkos
transportasi dari desa ke pasar. Akan tetapi, harga bali beras petani terlalu
rendah, sehingga petani kita hanya mendapatkan sedikit bagian dari hasil jerih
payah mereka seleama berbulan-bulan dan inilah salah satu faktor yang menjadi
penyebab petani kita miskin penghasilan. Kalau kalian bisa menganalisa tulisan
ini, sebenarnya penyebab petani sehingga tidak beranjak dari kemiskinan adalah
karena dirinya sendiri, seperti yang saya sebutkan sebelumnya selain kebijakan
pemerintah tentunya.
0 komentar:
Posting Komentar